Kamis, 01 Desember 2011

Majalengka

 KECAMATAN YANG ADA DI KABUPATEN MAJALENGKA:
1. Kecamatan Majalengka;
2. Kecamatan Kadipaten;
3. Kecamatan Jatiwangi;
4. Kecamatan Dawuan;
5. Kecamatan Jatitujuh;
6. Kecamatan Ligung;
7.   Kecamatan Leuwimunding;
8.   Kecamatan Rajagaluh;
9.  Kecamatan Maja;
10. Kecamatan Talaga;
11. Kecamatan Cikijing;
12. Kecamatan Bantarujeg
13. Kecamatan Sukahaji;
14. Kecamatan Sumberjaya;
15. Kecamatan Lemahsugih;
16. Kecamatan Argapura;
17. Kecamatan Kertajati;
18. Kecamatan Panyingkiran;
19. Kecamatan Palasah;
20. Kecamatan Cigasong;
21. Kecamatan Sindangwangi;
22. Kecamatan Banjaran;
23. Kecamatan Cingambul;
24. Kecamatan Sindang;
25. Kecamatan Kasokandel;
26. Kecamatan Malausma;


 KESENIAN YANG ADA DI KABUPATEN MAJALENGKA DIANTARANYA ADALAH:

 1. Gaok
  
     Kesenian  “ Gaok “ apabila  diamati dalam cara penampilannya merupakan seni tradisional yang telah mengalami singkritisme antara nilai-nilai budaya etnis sunda buhun dan budaya bernuansa islam yang dibawa dari cirebon. Misalnya dapat diamati ketika dalam pertunjukan, ternyata selalu diawali dengan bahasa sunda, tetapi gayanya terkadang seperti orang yang sedang mengumandangkan adzan, kemudian busana yang dikenakan para pemainnya adalah busana khas sunda. 

2. Sampyong

     Pada tahun 1960 di daera Cibodas Kecamatan Majalengka tumbuh sebuah permainan rakyat yang dikenal dengan ujungan. Permainan ini merupakan permainan adu ketangkassan dan kekuatan memukul dan dipukul dengan mengunakan alat yang terbuat dari kayu atau rotan berukuran 60 cm. Pemain terdiri atas dua orang yang saling berhadapan, baik laki-laki maupun perempuan, dipimpin oleh seorang wasit yang disebut malandang. Kedua pemain menggunakan teregos, yaitu tutup kepala yang terbuat dari kain yang diisi dengan bahan-bahan empuk sebagai pelindung kepala. Tutup kepala demikian dikenal pula dengan sebutan balakutal. Sasaran pukulan pada permainan ujungan tidak terbatas, dari ujung kepala hingga ujung kaki tanpa di tangkis. Seorang pemain dapat memukul lawanya sebanyak-banyaknya, atau bahkan dipukul sebanyak-banyaknya, hingga salah seorang diantaranya dinyatakan kalah karena tidak lagi kuat manehan rasa sakit akibat pukulan.

 3. Sintren

      Kesenian Sintren di Majalengka berkembang di daerah Ligung, yakni daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Indramayu, yang dianggap sebagai daerah nenek moyang kesenian ini, kedekatan wilayah ini menyebabkan terjadinya penetrasi indramayu ke wilayah Ligung, yang disebabkan oleh adanya komunikasi, sentuhan sosial, dan sekaligussentuhan budaya. Bahasa sebagainmasyarakat Ligung yang menggunakan Bahasa Indramayu, menyebabkan sintren yang diiringi lagu-lagu indramayuan dengan mudah diterima masyarakat setempat. Salah satu lagu yang terkenal dalam kesenian sintren adalah Turun Sintren 

 4. Kecapian 

       Kecapapian merupakan bentuk kesenian yang menggunakan kecapi sebagaiwaditra utama. Di Majalengka tumbuh berbagai ragam bentuk bentuk seni kecapian, antara lain Kecapi Suling, Kecapi Cemplungan, Kecapi Jejaka Sunda, Kecapi Pantun, dan Kecapi Kalaborasi. Berikut disajikan deskripsi tentang keenam ragam seni kecapian tersebut.
 
 5. Kuda Renggong
    Kuda renggong tumbuh dan berkembang di Kabupaten Majalengka sejak tahun 1950-an. Adalah sebuah seni pertunjukan rakyat yang bersifat helaran dan pada awalnya disiapkan melayani pesta sunat. Penampilannya kemudian bukan hanya untuk pesta sunat,-namun dipersiapkan juga untuk acara lain, seperti upacara hari besar, festival, menyambut tamu, dll.

 6. Gembyung

     Seni tradisional Gembyung berasal dari nama salah satu gamelan Sunda yang disebit Goong, dilengkapi alat musik lainnya oleh pemain yang berjumlah lengkapnya 25 orang. Mereka terdiri atas : pemain kenting satu dan dua; pemain kemong satu dan dua; pemain kendang katipluk; pemain kolenter; pemain gembyung satu dan dua pemain suling; dan pemain rebab; sertapemain kemong satu dan dua.
Biasanya kesenian Gembyung darn Kabupaten Majalangka ini.ditampilkan dalam acara-acara yang bernuansa religius, misalnya dalam acara pernikahan, mauludan, peresmian mesjid atau haulan seperti pernah dilaksanakan di Pesantren Benda Cirebon, dan di salah satu pesantren di Kabupaten Subang (di Pamanukan). Selain itu, pernah pula dipentaskan untuk mewakili seni tradisional Majalengka yang dilaksanakan di Taman Mini Indonesia Indah pada tahun 1984 dan 1986 lalu.

7.  Goong Renteng

     Kesenian ini disebut kesenian Goong Renteng atau Goong Ajeng. Kata ajeng dalam hal ini mengandung arti mempersilakan.
Kesenian ini dirintis oleh Bapak Timpuk, Kepala Desa Gintung Kecamatan Sukahaji pada tahun 1799. Sekarang nama desa ini sudah berganti menjadi Desa Bayureja.

 hufttt.... udah dulu yaaa..... nanti aq lanjutnin lagii...
 cape niii.....

0 komentar:

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template